Thursday, April 21, 2005

RAHASIA KITA BERDUA Part One

PROLOG

Ketika hari buruk itu datang, aku sedang asyik nonton drama Jepang. Tiba-tiba ada telpon dari Nika, temen baik kita berdua. Sambil terisak terharu geram melihat ibu tiri Ryoko merencanakan sesuatu yang busuk kepada anak menantunya sendiri, aku mengambil telepon malas2an.

“Halo” kataku
“Riya, “ ujar Nika dengan suara yang kelewat serius untuk anak seperti dia. “, kamu lagi ngapain..”
“Lagi nonton -Datangkah Hari Esok- nih, asik2nya” protesku
“.. oh” jawab Nika dengan suara enggan. Makin bikin gak enak hati dengernya.
“Ada apa sih, kenapa nada bicaranya kayak gitu” ujarku penasaran.
“..Um.. Riya, jangan kaget ya... “ Ujar Nika pelan-pelan. Deg. Mati lah. Ini pasti berita super serius. Langsung otak mulai mikir macem2. Sekolah kita dibom? Pemerintah ganti komunis? Dunia kiamat?

“Riya... “ kata Nika dengan suara yang makin pelan.. “... Sugi meninggal barusan.. dia kecelakaan... “

RAHASIA KITA BERDUA Part One

Albertus Sugiarta adalah seseorang yang luar biasa spesial untuk seorang Riyanti Suprajaya. Riya, begitu nama panggilanku, tidak akan bisa hidup tanpa seorang Sugi. Sugi adalah makhluk abadi yang diturunkan jeblok langsung dari surga atas untuk menghiburku.

Maka, waktu aku mendengar kabar super buruk dari Nika, pertama-tama terjadi .. blank.. sekitar yah.. 10 menitan. Lalu flashback super kenceng dan kurang jelas.. sekitar 1menit kurang. Lalu tiba2 aku bisa mendengar suaraku sendiri dari tugu Monas. Menjerit2 kencang minta Nika jangan asal ngomong dan suruh dia ketok meja kayu 3 kali. Supaya Nika jangan suka bohong atau nanti ditengokin sundel bolong. Tapi oh... Nika tetap bersuara serius dan dia ternyata memang tidak bohong.

Sugi, makhluk hadiah dari sang Pencipta untuk seorang Riyanti, telah diciduk kembali olehNya. Padahal belon genap umurnya 18 tahun. Belum juga kita lulus SMA dan sama-sama stress belajar buat Ebtanas & UMPTN. Belum kita berdua bareng pergi ke Universitas Harapan Bangsa, uni elite baru muncul yang katanya banyak orang-orang imut tapi kacau bangsanya kita berdua.

Sugi meninggal gara2 ditodong di angkot. Menurut berita Pos Kota halaman depan “Pelajar SMA tewas ditusuk di Kalibata” katanya Sugi ditusuk 7 kali oleh gerombolan siberat antah berantah, mungkin ada 3 orang kata saksi mata. Dompet, jam tangan, tas sampe sepatunya diambil oleh gerombolan itu, lalu Sugi dibuang di rawa2 dekat rumahnya. Sugi masih bisa terseok2 merangkak sampai ditemukan oleh Pak Haji yang kebetulan lagi jaga malam. Namun apa daya ketika dilarikan ke rumah sakit, Sugi kehilangan kesadaran dan ia pun tewas.

Pelakunya blon ketangkep. Polisi masih mengejar. Aku sok pasti dendam berat kepada mereka, setiap malam aku berdoa kusuk masuk komat kamit buat Tuhan supaya gerombolan itu cepat ditangkep polisi biar aku bisa tusuk 7 kali masing2 seperti mereka lakukan kepada my dear Sugi.

Tapi nyatanya Sugi tak akan balik.

Satu kelas kita, SMA Baik Budi kelas 3 IPA 1, diberi hari libur buat anak2 ikut melayat ke pemakamannya Sugi. Waktu melayat aku sampai pingsan berkali-kali sambil nangis meraung-raung. Tidak seharusnya Sugi meninggalkanku secepat ini! Untungnya Nika teman baikku selalu berada di sampingku

“Riya, tabah ya Riya..”hibur Nika
UhuhuHuhuhu...
“Riya... shhh.. Riya..”
“Riya.. udah dong Riya, nanti kan maluu..” ketika aku menangis di pundaknya Nika.
“Huuuh?... “ lirikku kepada Nika “Hh.. Kena.. hh.. pa hh.. harus *srot hh.. malu..” kataku disela-sela segukku.
“.. habis...” ujar Nika ”.. kamu reaksinya paling kenceng dari yang lain...”
Ya lalu? Gak boleh kah aku menangisi kepergian my dear Sugi, dan merenungi betapa malangnya nasibku ditinggal olehnya?
“.. dan lagi... “ ujar Nika “ ... kamu bukan pacarnya... “
Pelan2 mata Nika dan aku melirik ke arah Tea, pacar Sugi yang cantik jelita. Di samping Tea ada Ibu Sugi dan dua2nya.. um.. bukan hanya mereka berdua.. sepertinya semua orang sedang memandang ke arah Nika dan aku.
Dan aku pun menjerit lagi dan pingsan untuk ke-3 kalinya.
“Riyaa.. udah doonk...” ujar Nika putus asa samar-samar...

Setelah tutup tanah, kulihat Ibunda Sugi dan Tea dibelakangnya mendekatiku.
“Tabah ya nak.. ibu sungguh senang Sugi sungguh berarti dalam hidup nak..”
“Iya bu..” segukku “Sugi itu sungguh baik dan istimewa buat saya.. saya tak tahu bu saya bakal jadi apa tanpa Sugi...”
“Terima kasih nak.. Sugi pasti senang sekali ia diingat oleh nak... Sepertinya Nak adalah orang yang paling sengsara ditinggal oleh Sugi..”
Tea yang berada di belakang ibunya agak terlonjak kaget.. “Bu, maksud ibu apa.. saya sedih sekali gini loh.. “ isak Tea.. dan tiba2 tangisan Tea jadi keras tak mau kalah dari tangisanku. Dan aku jadi tambah sedih.. menangislah aku jadi-jadian sambil menjerit2: “Sugi... sugi... o alah...”

2 Comments:

Blogger Novianita said...

weiii emang Riya tuh siapanya Sugi yaa???

1:22 PM  
Blogger a0z0ra said...

Nah.. nantikan kelanjutannya di edisi berikut.. Stay Tune!!

1:35 AM  

Post a Comment

<< Home